Ya Ghaffar, ya Rahim
Kau letakkan di rahim kami anak-anak negeri ini
Kau amanatkan diri-diri mereka pada lindungan kasih-sayang kami
kau percayakan jiwa-jiwa mereka pada bimbingan ruhani kami
Kau hangatkan tubuh-tubuh mereka dengan dekapan cinta kami
Kau besarkan badan-badan mereka dengan aliran air susu kami
Tuhan kami, kami telah sia-siakan kepercayaan-Mu
kesibukan telah menyebabkan kami melupakan amanat-Mu
hawa nafsu telah menyeret kami untuk menelantarkan buah hati kami
tidak sempat kami gerakkan bibir-bibir mereka untuk berzikir kepada-Mu
tidak sempat kami tuntun mereka untuk membesarkan asma-Mu
tidak sempat kami tanamkan dalam hati mereka kecintaan kepada Nabi-Mu
Kami berlomba mengejar status dan kebanggaan
meninggalkan anak-anak kami dalam kekosongan dan kesepian
Kami memoles wajah-wajah kami dengan kepalsuan
membiarkan anak-anak kami meronta dalam kebisuan
Kami terlena memburu kesenangan!
sehingga tak kami dengar lagi mereka menangis manja
sambil memandang kami dengan pandangan cinta
seperti dulu, ketika mereka mengeringkan air mata mereka
dalam kehangatan dada-dada kami
Dosa-dosa kami telah membuat anak-anak kami
menjadi pemberang, pembangkang, dan penentang-Mu
Dosa-dosa kami telah membuat hati mereka
keras, kasar, kejam, dan tidak tahu berterima kasih
Sebelum Engkau ampuni mereka, Ya Allah
ampunilah lebih dahulu dosa-dosa kami
Ya Allah, berilah kami peluang untuk mendekap tubuh mereka
dengan dekapan kasih sayang kami
berilah kami waktu untuk melantunkan pada telinga mereka
ayat-ayat Alquran dan Sunnah Nabi-Mu
Berilah kami kesempatan untuk sering menghadap-Mu
dan memohon kepada-Mu seusai salat kami
untuk keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan anak-anak kami
Bangunkan kami di tengah malam untuk merintih kepada-Mu
mengadukan derita dan petaka yang menimpa anak-anak negeri i! ni.
Izinkan kami membasahi tempat sujud kami
dengan air ! mata pen yesalan akan kelalaian kami
Ya Allah, ya Jabbar, ya Ghaffar
Anugerahkan kepada para pemimpin kami kearifan
untuk mendidik anak-anak negeri ini dalam kesalehan
Berikan kepada mereka petunjuk-Mu
sehingga mereka menjadi suri teladan bagi kami dan anak-anak kami
Limpahkan kepada mereka perlindungan-Mu
supaya mereka melindungi kami dengan keadilan-Mu
Jauhkan mereka dari kezaliman
sehingga kami dapat mengabdi-Mu dengan tentram dan aman
Ya Rahman, ya Rahim
Indahkan kehidupan kami dengan kesalehan anak-anak kami
Peliharalah anak-anak kami yang kecil
Kuatkanlah anak-anak kami yang lemah
Sucikan kalbu mereka
Bersihkan kehormatan mereka
Sehatkan badan mereka
Cerdaskan akal mereka
Indahkan akhlak mereka
Gabungkanlah mereka bersama orang-orang yang bertakwa kepada-Mu
yang mencintai Nabi-Mu, keluarganya yang suci, dan sahabatnya yang mulia
yang berbakti kepada orangtuanya
yang bermanfaat kepada bangsanya
yang! berkhidmat kepada sesama manusia
Wahai Zat yang nama-Nya menjadi pengobat
yang sebutan-Nya penyembuhan
yang ketaatan-Nya kecukupan
sayangi kami yang modalnya hanya harapan
dan senjatanya hanya tangisan
Kabulkanlah doaku
Coba bayangkan, hidup dengan seorang istri yang shalihah. Bukan hanya shalihah juga merupakan pengusaha wanita yang sukses dan kaya. Perdagangannya sudah bertaraf internasional dan memiliki banyak distibutor yang siap menjual dagangan ke berbagai daerah dan negara lain.Selain itu, hidup di sebuah kota dimana kakek serta paman-paman beliau merupakan orang yang sangat berpengaruh di kota tersebut. Tidak akan ada orang yang berani mengusik beliau. Beliau mendapatkan penghormatan dari masyarakat bukan hanya karena keluarganya yang berpengaruh tetapi pribadi beliau sendiri yang memukau, yang terkenal dengan kejujurannya sehingga mendapatkan gelar al amin.
Itulah kehidupan nyaman Rasulullah SAW sebelum menjadi seorang Rasulullah. Semenjak beliau mengikrarkan akan membawa misi mulia, menuju yang lebih tinggi, beliau benar-benar meninggalkan kenyamanan yang beliau miliki selama ini.
Karena tidak mempan dengan bujukan harta, tahta, dan wanita, teror yang datang mengganti bujukan tersebut. Ancaman, fitnah, dan berbagai hal yang menyakitkan datang silih berganti agar beliau berhenti menyebarkan risalah suci.
Beliau pernah hijrah ke negeri orang dengan melalui perjalanan panjang dan mendapati kegagalan sampai akhirnya hijrah ke Madinah. Beliau diancam untuk dibunuh, pengikut beliau diteror bahkan tidak sedikit yang mengalami siksaan dan pembunuhan.
Kontras dengan sifat beliau yang lembut dan penyayang, beliau harus memimpin berbagai perang yang ganas demi menegakkan kalimat tauhid. Perang yang mengerikan dimana hampir selalu kekuatan fisik lawan jauh lebih besar bahkan berlipat-lipat. Beliau pernah terluka, kehilangan banyak sahabat bahkan paman tercinta beliau Hamzah, semoga Allah meridlainya.
Itulah suatu perubahan yang dialami oleh manusia teragung sepanjang zaman. Perubahan dari suatu kondisi yang nyaman menjadi kondisi yang tidak nyaman, yang memerlukan banyak pengorbanan dan kerja keras. Semua itu demi sebuah misi yang diperintahkan Allah SWT kepada beliau, dan kita. Misi yang diperlukan untuk membawa umat manusia ke tingkat yang lebih tinggi dari keterpurukan yang disebabkan oleh ulah manusia sendiri.